resensi liberalisasi pemikiran islam di jurnal TSAQOFAH
Liberalisme Pemikiran Islam
(Gerakan Bersama Missionaris, Orientalisme, Dan Kolonialisme)[1]
Judul buku : Liberalisme Pemikiran Islam, Gerakan Bersama
Missionaris, Orientalis, Dan Kolonialis
Penulis : Hamid Fahmy Zarkasyi
Penerbit : CIOS (central for islamic
and occidental studies)
Tahun penerbit : 2008 (cetakan
pertama)
Tebal : 152 halaman
ISBN
: 978-979-16650-3-2
Pada masa kini, permasalahan yang ada di berbagai bidang kehidupan kian bertambah, dan berkembang seiring berkembangnya zaman. Contoh halnya dalam bidang perekonomian, poitik , kepemimpinan, kemasyarkatan dan lain sebagainya. Namun jika diusut sumber semua permasalahan tersebut, dapat diambil kesepakatan bahwa semuanya berasal dari bidang pemikiran. Karena setiap bidang kehidupan berkembang sejalan pemikiran manusia yang fokus pada bidang tersebut. Dan kalau kita ketahui, bidang pemikiran yang dihadapi oleh umat islam masa kini diinternal ,contohnya ; adalah bid’ah khurafat,taqlidul a’ma, Dll. Sedangkan pemikiran yang dihadapi umat islam dari sektor external adalah konsep atau ideologi luar islam yang mengancam atau tidak sesuai jika diterapkan diislam . Seperti ;liberalisme , sekularisme, pluralisme, (sepilis) feminisme, komunisme Dll.
Buku yang berjudul Liberalisme Pemikiran Islam (Gerakan Bersama
Missionaris, Orentalis Dan Kolonialis) karnya Dr. Hamid fahmi Zarkasyi ini
membahas tentang permasalahan pemikiran yang bersifat ekternal, khususnya liberalisme yang diahadapi oleh umat islam. Pada babnya makna dan sejarah liberalisme, beliau menjelaskan tentang asal usul liberalisme yang berawal
dari peradaban yunani, dan jika dikaitkan
dengan abad pertengahan ia menyebutkan bahwa liberalisme berawal dari
iberalisasi ekonomi feodal dan liberalisme politik. Yang kemudian merambat
pada liberalisme pimikiran yang berasal
dari liberalisme intelektual, dan kemudian beranjak pada liberalisme beragama , yang dimana kaum intelektual pada masa itu ingin membebaskan
umat beragama dari kekangan gereja dan tuhan, yang terlalu membatasi kebebasan
individu dalam beragama . kemudian pada kahirnya penulis menarik kesimpulan
bahwasannya tantangan pemikiran liberalisme apa yang dihadapi umat muslim pada
masa kini sama halnya dengan apa yang dihadapi kristen pada abad pertengahan,
hanya saja perkembangan masalahnya yang lebih berbelit- belit .
dan pada selanjutnya penjelasan liberalisme beliau beranjak pada
liberalisme keagamaan, beliau juga menjelaskan ciri –ciri liberalisme yang
tentunya tidak menguntungkan umat muslim, dan namun sebaliknya. Diantaranya
beliau menyebutkan bahwa ;1) pertama, mereka percaya tuhan namun mereka tidak
menginginkan wujud tuhan dengan arti dan
ciri-ciri tuhan yang seperti di kitab suci maupun doktrin agama. Mereka lebih menganggap tuhan hanyalah simbol
kepercayaan belaka lebih dari itu, mereka berharap tuhan tidak mengetahui dan
mencampuri urusan individu manusia. Keempat yaitu mereka memisahkan antara
permasalahan urusan agama dan negara, dan tidak boleh dicampur adukan dan dibawa – bawa.contohnya urusan agama tidak boleh dibawa kedalam
urusan negara atau sebaliknaya,
akibatnya Maka dari itu kata-kata “Tuhan” dan “Kristen” tidak terdapat
dalam undang-undang. Ini tidak lepas dari pengaruh tokoh-tokoh agama liberal
dalam konvensi konstitusi tahun 1787.
Sedangkan pada gerakan bersama missionaris, orientalis, dan
oksidentalis. Ia beliau menjelaskan bahwasannya seumuanya membawa misi
penyebaran pemikiran liberalisme dalam berbagai sektor kehidupan, baik segi
intelektual seperti orientalis, yaitu dengan melakukan kajian tentang budaya
timur dan upaya lain mereka untuk melakukan westernisasi. Maupun dalam bentuk imperialisme dan kolonialisme
dengan 3Gnya (gospel,gold,glory)dengan berkedok perdagangan.
Semuanya tidak luput dalam tujuan mereka
yakni menjauhkan umat islam dari agama mereka supaya mereka dapat menerima dan
mentoleransi sistem ideologi barat.
Dan pada akhirnya liberalisasi yang dilakukan oleh para missionaris, orientalis dan kolonialis yang merupakan agen liberalisasi intelektual
sangatlah berbahaya jika tidak ditangkal dengan oksidentalisme, karena mereka
mempelajari islam dengan metode yang salah yang mereka miliki, bukan dengan
metode islam sendiri; contohnya metode hermeneutika yang digunakan untuk
menilai injil digunakan untuk menganalisis AlQur’an. Oleh karena itu buku ini
sangatlah tepat jika dijadikan dasar rujukan tentang tantangan pemikiran islam,
serta bahaya liberalisme mengapa islam menolak liberalisasi pemikiran, karena
menjadi awal kerancauan pemikiran, yang kemudian memunculkan pemikiran tentang
sekularisme pluralisme dan lain – lain. khusunya sendiri dalam segi liberalisme
pemikiran islam. Karena buku ini juga
menjelaskan perjalanan liberalisme itu sendiri dari awal mulanya hingga menjadi
ideologi yang tidak dapat diterima islam. Penulis juga tidak menemukan
kekurangan yang berarti dalam buku ini hanya saja pada segi penyebaran
liberalisme yang dilakukan barat penulis belum mendapatkan tentang tokoh – tokoh yang menjadi penggerak dibidang masing –
masing. Khsususnya kolonialisme. Pada akhirnya buku ini sangatlah tepat jika
dijadikan bacaan dalam menperkaya pengetahuan kita pada bidang liberalisme.
[1] . untuk jurnal
liberalisasi pemikiran islam karya Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi bisa di download disini https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwim9t3XzqvSAhWJqI8KHfBND-0QFggmMAE&url=https%3A%2F%2Fejournal.unida.gontor.ac.id%2Findex.php%2Ftsaqafah%2Farticle%2Fdownload%2F145%2F136&usg=AFQjCNGEz0LkUt-Z3ifQyvmLFHXkC0kS-Q&sig2=zPEqfzUuz7NPRr6oRO8ZwQ
Komentar
Posting Komentar